Jadi kepikiran, jangan-jangan ini sama halnya dengan promo XL yang dulu pernah aku hitung-hitung. Lalu begitu sampai di warnet Philips, aku coba itung-itung pakai kalkulator ha-pe. Begini nih:
(aku ambil perhitungan untuk panggilan ke operator lain aja)
Tarif 90 detik pertama = Rp 25/dtk.Kalkulasinya jadi begini :
Tarif 90 detik kedua = Rp 0,01/dtk.
--pada detik ke-181 kembali ke tarif Rp 25/dtk.
--pada detik ke-271 kembali ke tarif Rp 0,01/dtk.
dst.
- Pemakaian dari detik ke-1 sampai detik ke-90 = Rp 2250
- Pemakaian dari detik ke-90 sampai detik ke-180 = Rp 0,9
- Total pemakaian 180 detik (3 menit) = Rp 2250,9
Ini memang lebih murah dari biaya percakapan sebelumnya, walaupun gak terlalu jauh bedanya, yaitu Rp 800 (berdasarkan tarif Rp 400/30dtk). Tapi logikanya, apa demi selisih sebesar Rp 49,7 aku rela melama-lamakan perbincangan di telepon sampai 3 menit? Yang berarti aku harus kena potong pulsa sebesar Rp 2250,9 .. beuh! Aku itu'kan kalau nelpon gak pake' lama, jadi gede dong itungannya kalau aku cuma nelpon 49 dtk (kalau dulu cuma kena Rp 800, sekarang malah jadi Rp 1225).
Perang tarif ini mulai mengarah ke penjerumusan masyarakat menuju pola konsumtif. Pakai sebanyak mungkin biar "jadi murah", padahal yang diuntungkan tetep operator-nya.
Aku pengen IM3 dengan tarif Rp 400/30 dtk!