Kalau ada yang udah kelewat sering ngedengar itu, introspeksi diri yaa.. Kenapa coba, sering banget terlanjur melakukan langkah yang *mungkin* salah?
Oke, gak ada penghakiman disini. Hanya terusik dengan pernyataan Pieps beberapa waktu lalu.
Koq bisa nasi jadi bubur? Emang masaknya gimana? Bukannya kalau kelamaan malah jadi gosong, kapan pulak jadi bubur!?
Yep, sedikit mengusik pernyataan itu. Aku sempat menilik, dan bergumam "benar juga, ya" :))
Coba pikir lagi, pepatah tersebut pertama sekali muncul dan digunakan pada masa lampau; masa dimana Y*ng Ma dan kaum magic com atau rice cooker belum hadir di peradaban masyarakat Indonesia (setidaknya, begitulah menurutku). Orang dulu masih memasak beras pakai kukusan, buat yang gak tahu atau gak kebayang silahkan tanya ke orang tuanya (kalau orang tuanya juga gak tahu, tanya ke kakek/nenek sono). Jadi beras dimasak dengan menggunakan kukusan yang diletakkan diatas wadah. Nah, tuh wadah berisikan air, dari bawah dipanaskan (pakai api pastinya). Proses memasak seperti ini lah yang kalau ditinggal terlalu lama, berakibat masakan (beras) bukannya jadi nasi, tapi melampaui check-point yang ditetapkan dan memilih wujud bubur.
Ternyata memang yah, kadang-kadang ada pepatah yang udah gak bisa diterima akal kita "anak muda jaman sekarang". Padahal kalau ditilik lagi, kita sebenarnya yang gak tahu asal-muasalnya darimana. Hayo, kalau "mana hujan, gak ada ojek, bechek" pastinya pada tahu kan dari mana asalnya ;))